Pewarta : Irwan Adhi Husada | Editor : Heri Taufik
JakartabisnisID – Kementerian Perindustrian memacu industri alat berat bisa semakin berdaya saing dengan memfasilitasi sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Salah satu langkah strategisnya yang dijalankan adalah melalui penyelenggaraan Program Pendidikan Setara Diploma I bidang Manufaktur Alat Berat.
Beberapa waktu lalu, Badan Pengembangan Sumber Daya Industri (BPSDMI) Kemenperin dan PT. Komatsu Indonesia telah melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terkait pelaksanaan program pendidikan vokasi tersebut. Kerja sama ini bersifat tailor made, diselenggarakan selama satu tahun dan lulusannya langsung diserap bekerja di industri.
BACA JUGA : Kemenperin Dorong Peningkatan Kolaborasi IKM dan Startup Teknologi
“Pelaksanaan program ini pada tahun 2021 telah memasuki angkatan kedua,” kata Kepala BPSDMI Kemenperin Arus Gunawan di Jakarta, Rabu (7/4). Sebelumnya, pada tahun 2020, sebanyak 19 peserta telah menyelesaikan satu tahun program up skilling (peningkatan kompetensi karyawan) dari hasil kerja sama antara BPSDMI Kemenperin dengan PT. Komatsu Indonesia.
“Upaya ini yang merupakan bentuk komitmen BPSDMI dalam mendukung dan mengembangkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing untuk industri alat berat,” tegasnya. Apalagi, industri alat berat merupakan sektor yang berperan strategis dalam mendukung pembangunan sektor konstruksi dan pertambangan di dalam negeri. Hal ini akan membawa dampak positif bagi perekonomian nasional.
BACA JUGA : Kemenperin Dorong Pembangunan Industri Berkelanjutan
Berdasarkan proyeksi Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi), produksi alat berat dalam negeri bakal meningkat hingga 30% pada tahun 2021 atau mencapai 4.500-5.000 unit. Potensi ini ditopang karena meningkatnya aktivitas sektor konstruksi dan agro seiring pertumbuhan proyek infrastruktur dan utilisasi program biodiesel. Di tahun 2020, produksi alat berat dalam negeri mencapai 3.400 unit.
Presiden Direktur PT. Komatsu Indonesia, Pratjojo Dewo Sridadi menyampaikan, pihaknya bertekad untuk menciptakan tenaga kerja terampil sesuai kebutuhan teknologi saat ini.“Dengan dukungan BPSDMI serta Politeknik STMI Jakarta, kami berharap dapat memberikan berkontribusi besar untuk kemajuan industri alat berat di Indonesia,” tuturnya.
BACA JUGA : Kemenperin Dukung Akselerasi Dan Konektivitas Industri 4.0 Di Sektor ILMATE
Setiap tahunnya, PT. Komatsu Indonesia membutuhkan tenaga kerja sebanyak 600 orang per tahun, dengan minimal lulusan SMK. Peserta program kerja sama ini akan melaksanakan perkuliahan yang berbasis dual system (sistem ganda), di mana perkuliahan diselenggarakan dengan kombinasi teori dan praktik di ruang kelas maupun workshop kampus Politeknik STMI Jakarta serta pelaksanaan kerja langsung di Pabrik PT. Komatsu Indonesia.
“Dapat dipastikan jika peserta yang lulus dari program ini akan memiliki kompetensi yang baik untuk meningkatkan produktivitas bagi perusahaan,” ungkap Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri, Iken Retnowulan. Pada tahun 2020, BPSDMI Kemenperin telah memfasilitasi18 kelas program setara Diploma Satu untuk 607 peserta D1 di 10 Provinsi dan 12 Kabupaten/Kota.
“Melihat pentingnya industri alat berat ini dalam rantai perekonomian Indonesia, maka kompetensi karyawan perusahaan sebagai salah satu aset yang terpenting harus diperhatikan,” ujar Iken. Program Pendidikan Setara Diploma I Manufaktur Alat Berat ini ditujukan untuk memberikan pemahaman ilmu dasar mengenai teknik industri khususnya manufaktur serta sebagai bentuk orientasi dari perusahaan.