Hidroponik Hortikultura: Solusi Efisien untuk Pertanian Masa Depan Indonesia


Oleh Titanya Khanza Margayasmine
Mahasiswi Jurusan Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Jakarta

Apa Itu Hidroponik?

Hidroponik adalah budidaya menanam tanpa menggunakan tanah. Hidroponik merupakan teknik menanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam, tetapi melalui larutan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kata hidroponik berasal dari bahasa Yunani, yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang berarti daya. Hidroponik juga dikenal dengan istilah soilless culture, yang berarti budidaya tanpa tanah. Jadi, hidroponik berarti budidaya tanaman dengan memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam.

Hidroponik juga menggunakan media substrat untuk budidaya tanaman, seperti pasir, kerikil, sabut kelapa, sekam arang, rockwool, dan lain-lain. Teknik hidroponik dianggap lebih ramah lingkungan karena memanfaatkan bahan-bahan alami dan meminimalkan penggunaan pestisida. Proses yang cenderung organik ini membuat sayuran dan buah-buahan hasil hidroponik lebih sehat untuk dikonsumsi.

pexels.com

Keunggulan Teknik Hidroponik dalam Budidaya Tanaman Hortikultura

Teknik hidroponik menawarkan berbagai keunggulan yang membuatnya semakin populer, terutama di wilayah perkotaan dan daerah dengan keterbatasan lahan maupun air. Salah satu keunggulan utama dari metode ini adalah efisiensi penggunaan air dan nutrisi. Dalam sistem hidroponik, air yang mengandung pupuk AB mix dialirkan langsung ke akar tanaman, sehingga nutrisi terserap secara optimal. Proses penguapan alami yang terjadi memungkinkan tanaman tumbuh lebih sehat dan cepat, dengan kebutuhan air yang jauh lebih sedikit dibandingkan metode tanam konvensional di tanah. Hal ini sangat cocok diterapkan di daerah yang memiliki pasokan air terbatas.

Selain hemat air, hidroponik juga sangat efisien dari segi penggunaan lahan. Metode ini tidak memerlukan lahan yang luas, sehingga dapat dengan mudah diterapkan di lahan sempit seperti pekarangan rumah, balkon, atau bahkan di atap bangunan. Inilah yang membuat hidroponik menjadi solusi ideal untuk urban farming, menjawab kebutuhan masyarakat kota yang ingin bercocok tanam di lingkungan terbatas.

Dari segi hasil panen, teknik hidroponik mampu menghasilkan tanaman yang lebih cepat tumbuh dan berkualitas tinggi. Nutrisi yang diserap langsung oleh akar tanaman, ditambah dengan pengendalian lingkungan seperti suhu dan kelembaban yang optimal, membuat pertumbuhan tanaman lebih terjaga. Penggunaan media tanam steril dan larutan nutrisi yang seimbang juga membantu mengurangi risiko serangan hama dan penyakit, sehingga tanaman yang dihasilkan lebih sehat dan memiliki kualitas yang lebih baik.

Keunggulan lain yang tidak kalah penting adalah kemampuan sistem hidroponik dalam mengurangi risiko hama dan penyakit. Karena metode ini tidak menggunakan tanah, berbagai patogen dan serangga yang biasa hidup di tanah dapat dihindari. Penggunaan pestisida pun bisa diminimalkan, sehingga produk akhir lebih organik dan aman dikonsumsi.

Selain itu, teknik hidroponik juga tidak terlalu bergantung pada kondisi iklim maupun kualitas tanah. Dengan memanfaatkan rumah tanam (greenhouse), suhu, kelembaban, dan curah hujan dapat diatur sesuai kebutuhan tanaman. Hal ini memungkinkan budidaya berbagai jenis tanaman di hampir semua lokasi, baik di daerah pegunungan, perkotaan padat, maupun wilayah beriklim kering.

Macam-Macam Sistem Hidroponik

Dalam budidaya hortikultura dengan teknik hidroponik, terdapat berbagai jenis sistem yang dapat diterapkan sesuai kebutuhan dan skala produksi. Salah satu sistem yang banyak digunakan adalah Nutrient Film Technique (NFT). Metode ini menumbuhkan akar tanaman di dalam lapisan tipis larutan nutrisi yang terus mengalir. Aliran nutrisi yang berkesinambungan memungkinkan akar tanaman memperoleh asupan nutrisi, oksigen, dan air secara optimal, sehingga mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat dan cepat.

Automatic Agricultural Technology With Close-up View Of Robotic Arm Harvesting Lettuce In Vertical Hydroponic Plant. vecteezy.com

Selain NFT, terdapat pula sistem Sumbu atau Wick System. Sistem ini bekerja dengan memanfaatkan sumbu yang berfungsi mengalirkan larutan nutrisi dari wadah penampung menuju media tanam. Karena tidak memerlukan pompa ataupun listrik, sistem ini sangat cocok untuk pemula atau bagi yang ingin memulai budidaya hidroponik skala kecil di rumah.

Selanjutnya, ada sistem Irigasi atau Fertigasi, di mana pupuk diberikan bersamaan dengan air penyiraman. Dengan metode ini, proses pemupukan dan penyiraman berlangsung secara otomatis, sehingga mampu menghemat biaya serta tenaga. Cara ini sangat efisien, terutama untuk skala budidaya yang lebih besar.

Jenis sistem lain yang cukup populer adalah sistem Pasang Surut atau Ebb and Flow. Pada metode ini, media tanam secara berkala dibanjiri oleh larutan nutrisi, kemudian air dikembalikan ke tangki penampung. Dengan bantuan pompa dan pengatur waktu (timer), siklus banjir dan surut dapat diatur dengan baik, sehingga akar tanaman tetap mendapatkan asupan nutrisi secara rutin dan terkontrol.

Gardener hand picking iceberg seedling in hydroponics system farm for agriculture and vegetarian. vecteezy.com

Terakhir, ada pula sistem Rakit Apung atau Floating Raft Hydroponics. Sistem ini mengembangkan konsep di mana tanaman diletakkan pada rakit berbahan styrofoam yang mengapung di atas larutan nutrisi. Sistem ini cukup sederhana namun sangat efektif, dan dapat diterapkan baik untuk skala rumah tangga maupun untuk keperluan komersial.

Tanaman Hortikultura yang Cocok untuk Hidroponik

Hortikultura adalah ilmu yang mempelajari tentang tanaman obat, tanaman sayur, buah-buahan, dan tanaman hias. Tanaman hortikultura banyak dibudidayakan karena memiliki berbagai manfaat, seperti manfaat ekonomis dalam memenuhi permintaan pasar serta mendukung keberlanjutan dan ketahanan pangan. Teknik hidroponik sangat memungkinkan diterapkan pada budidaya tanaman hortikultura. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak semua jenis tanaman hortikultura dapat dibudidayakan secara hidroponik. Beberapa tanaman memerlukan lahan yang luas, masa panen yang lama, dan bersifat musiman, seperti mangga, rambutan, wortel, ubi, singkong, dan sejenisnya.

pexels.com

Adapun jenis-jenis tanaman yang cocok untuk dibudidayakan dengan teknik hidroponik antara lain tanaman sayuran daun, seperti selada, kangkung, bayam, sawi, pakcoy, seledri, dan daun bawang. Tanaman buah-buahan, seperti stroberi, tomat, paprika, melon, timun, dan cabai. Tanaman hias, seperti anggrek, gerbera, dan mawar. Tanaman-tanaman hortikultura ini memiliki nilai pasar yang tinggi, waktu panen yang relatif cepat, serta mutu hasil yang baik, sehingga sangat ideal untuk budidaya hidroponik, baik pada skala kecil seperti di rumah maupun skala besar di sektor industri.

Tantangan, Hambatan, dan Strategi Perkembangan Hidroponik Hortikultura di Indonesia

Teknik hidroponik saat ini semakin populer di Indonesia, terutama dalam budidaya tanaman hortikultura. Namun, meskipun teknik ini menyajikan banyak keuntungan, terdapat pula berbagai tantangan dan hambatan yang dirasakan. Di antaranya adalah biaya awal yang tinggi, minimnya pengetahuan dan keterampilan, ketergantungan pada teknologi, serta minimnya dukungan dari pemerintah.

Di balik itu, terdapat pula solusi dan strategi pengembangan hidroponik hortikultura di Indonesia yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai kendala tersebut. Salah satunya adalah melalui edukasi dan pelatihan kepada petani hidroponik dan masyarakat. Pelatihan ini dapat berbentuk workshop, webinar, maupun penyuluhan yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat, lembaga pendidikan, organisasi, maupun komunitas.

Pemerintah juga mulai memberikan subsidi dan dukungan fasilitas kepada kelompok masyarakat yang mengembangkan hidroponik. Pada tahun 2022, pemerintah memberikan subsidi kepada kelompok hidroponik di Palu, NTT, dan beberapa daerah lainnya, berupa fasilitas seperti greenhouse, alat hidroponik, serta pelatihan budidaya dan pemasaran. Selain itu, hidroponik mulai diintegrasikan dalam tata kota, terutama di wilayah perkotaan yang minim lahan. Pemerintah mendorong pemanfaatan lahan seperti atap gedung, pekarangan rumah, RPTRA, sekolah, dan panti sosial sebagai strategi efektif untuk menciptakan ketahanan pangan lokal sekaligus memperkuat fungsi edukatif dan sosial di lingkungan masyarakat.

Dari sisi teknologi, solusi pada peningkatan riset dan inovasi. Pengembangan hidroponik perlu didukung oleh riset yang berkelanjutan dan inovasi teknologi, seperti sistem hemat air dan energi, nutrisi berbasis bahan lokal, serta otomatisasi berbasis IoT. Kolaborasi antara lembaga riset, dan industri menjadi kunci dalam mewujudkan pengembangan hidroponik yang berkelanjutan.

Kesimpulannya hidroponik adalah inovasi pertanian modern yang efektif untuk mengatasi keterbatasan lahan, air, dan perubahan iklim, terutama di wilayah perkotaan. Teknik ini cocok untuk budidaya hortikultura seperti sayuran daun, buah, dan tanaman hias. Meski ada tantangan seperti biaya awal dan keterbatasan pengetahuan, solusi seperti pelatihan, subsidi, dan inovasi teknologi dapat mendorong pengembangannya. Dengan kolaborasi berbagai pihak, hidroponik berpotensi menjadi pilar pertanian masa depan Indonesia yang efisien dan ramah lingkungan.

By Tim Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Menarik Lainnya