GMF Catatkan Perbaikan Kinerja pada Akhir Kuartal Tiga

Pewarta : Nurul Ikhsan | Editor : Heri Taufik

JakartabisnisID – PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (“GMF”, “kode emiten: GMFI”) berhasil mencatatkan perbaikan signifikan pada aspek profitabilitas pada kuartal ketiga tahun 2021 di tengah dinamika industri aviasi yang masih menantang dikarenakan adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di sejumlah daerah.

BACA JUGA : Amartha Gandeng BPR Hariarta Sedana Salurkan Permodalan untuk UMKM

Perbaikan signifikan ini tampak pada rugi usaha YTD September yang dapat ditekan hingga 75,7% secara year on year (YoY). Meski masih negatif, perolehan earning before interest, tax, depreciation and amortization (EBITDA) juga menunjukkan perbaikan sebesar 94,9% pada akhir kuartal ketiga tahun 2021 dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Hal ini dikontribusikan oleh berkurangnya beban usaha, manajemen arus kas, inisiatif-inisiatif efisiensi, dan restrukturisasi fasilitas pendanaan yang dilakukan Perseroan. Adapun, pendapatan usaha GMFI sepanjang Januari hingga September 2021 tercatat sebesar MUSD 165,4.

BACA JUGA : Raih Prestasi, Kapal Pertamina International Shipping Disewa Produsen Energi Terbesar Dunia

Pada kuartal ketiga 2021, kinerja bisnis inti GMFI secara keseluruhan masih tertekan. Meski demikian, segmen airframe maintenance mengalami peningkatan permintaan pekerjaan, khususnya pada segmen proyek-proyek terkait end-of-lease. Pada segmen perawatan pesawat kargo, GMFI juga mencatatkan penambahan tiga pelanggan baru yang merupakan maskapai kargo, baik di dalam maupun di luar negeri.

Direktur Utama GMF Andi Fahrurrozi mengatakan bahwa selain berfokus pada pemulihan finansial secara berkelanjutan, pihaknya juga tengah mengoptimalkan peluang dari segmen-segmen potensial yang cenderung stabil atau tumbuh di tengah pandemi.

“Penjajakan potensi kerjasama dengan partner dan pengembangan kapabilitas juga kami lakukan sebagai upaya diversifikasi bisnis dan antisipasi dalam menghadapi momentum bangkitnya industri aviasi,” tutur Andi.

Upaya tersebut tampak dari ditandatanganinya sejumlah nota kesepahaman pada periode Juli hingga September 2021, diantaranya oleh PT Bali Widya Dirgantara (BIFA) di bidang perawatan pesawat, PT Sulzer Indonesia (Sulzer) di bidang pemeliharaan turbin industrial dan aeroderivatif, serta PT Angkasa Pura I (Persero) (AP I) di bidang pengelolaan lahan. Lebih lanjut lagi, GMF juga berhasil mengembangkan kapabilitas perawatan line maintenance untuk perawatan pesawat Boeing 787 milik maskapai asal Jepang, dari semula bersifat assist menjadi full release.

Industri pertahanan merupakan segmen yang saat ini tengah dikembangkan oleh GMF sebagai upaya diversifikasi bisnis Perseroan.

“Pengembangan kapabilitas di segmen military sejalan dengan rencana strategis GMF untuk mengembangkan pusat pemeliharaan dan perawatan pesawat udara milik industri pertahanan, serta berperan serta dalam menjaga kelayakan alutsista Republik Indonesia. Terlebih, GMF juga telah mengantongi sertifikat dari Indonesia Defence Airworthiness Authority sejak awal tahun 2021 ini,” terang Andi.

Saat ini, GMF tengah memastikan kesiapan manpower, tools dan equipment untuk project modernisasi dan penggantian center wing box untuk pesawat C130H milik TNI AU pada akhir tahun 2021 ini.

Ke depannya,GMFI juga berencana untuk mengkaji pengembangan kapabilitas pemeliharaan mesin pesawat tipe T56, serta perawatan pesawat C-212 dan helikopter guna menangkap potensi di segmen militer.  

By Nurul Ikhsan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Menarik Lainnya