Finance in Common Dorong Pembangunan Indonesia melalui Dukungan Berbagai Lembaga di Dunia

Pewarta : Jamaludin Al Afghani | Editor : Nurul Ikhsan

JakartabisnisID – Finance in Common (FIC) merupakan perkumpulan dan koalisi global bank pembangunan publik/public development bank (PDB) dengan jumlah anggota mencapai 550 institusi di seluruh dunia. FIC memiliki mandat untuk menyelaraskan misi dan tujuan dari PDB terkait pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) dan Paris Agreement. PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (“PT SMI”) sebagai Special Mission Vehicle (SMV) di bawah koordinasi Kementerian Keuangan RI merupakan salah satu anggota dari koalisi tersebut.

BACA JUGA : Menperin Perkuat Kerjasama Otomotif RI-Jepang di Forum Bisnis Suku Cadang Kendaraan

Indonesia sebagai perwakilan PDB dari Kawasan Asia yang diwakili oleh Direktur Utama PT SMI – Edwin Syahruzad, bersama para pemimpin lembaga lain seperti Kampeta Sayinzoga – CEO Rwanda Development Bank yang mewakili PDB dari Kawasan Afrika; Remy Rioux – Director General/CEO AFD Group sekaligus Chairman of Finance in Common yang mewakili PDB dari Kawasan Eropa; Sergio Gusmao Suchodolski – CEO Desenvolve SP, Sao Paolo Development Bank yang mewakili PDB dari Kawasan Amerika Selatan; dan Adama Mariko – Secretary General of Finance in Common, berkesempatan untuk berdiskusi dengan Dr. Amina J. Mohammed – Deputy Secretary General, the United Nations (UN) atau PBB untuk berbicara mengenai pembangunan yang terjadi di negara masingmasing serta target yang akan dicapai.

BACA JUGA : Mulai Menjelajah Pulau Sumatera, Honda SUV RS Concept Tampil di Kota Medan

Berbagai isu yang dibahas dan menjadi tantangan dunia saat ini tidak hanya isu kesehatan dan Covid-19, tapi juga mengenai transisi energi, ketahanan pangan, dan implementasi Sustainable Development Goals (SDGs). Apalagi di tahun ini Indonesia mengemban tugas sebagai Presidensi G20, sehingga perlu adanya pembahasan yang dapat memberikan hasil nyata dan berdampak bagi seluruh negara.

PBB meminta agar para pemimpin tersebut dapat lebih memperkuat perannya untuk semakin aktif sehingga dapat memberikan dampak lebih besar kepada masyarakat. Kemudian memainkan peran lebih besar dalam mengelola dana investasi dari para investor, khususnya dengan skema de-risking sehingga dapat mengisi gap/kekosongan pembiayaan sehingga dapat terus mencapai target-target pembangunan.

BACA JUGA : Temui Perusahaan Industri Kimia di Jepang, Menperin Tawarkan Pengembangan Investasi

Di Indonesia, PT SMI juga telah melakukan berbagai langkah dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, khususnya swasta, untuk mengakselerasi transisi energi yang menjadi isu penting saat ini. Di sektor pembiayaan, dukungan kepada proyek-proyek ramah energi seperti pembangunan PLTM Tunggang Bengkulu dan Proyek Panas Bumi menjadi salah satu prioritas saat ini.

Tidak hanya di sektor pembiayaan, pendanaan atas beberapa sektor energi ramah lingkungan tersebut juga berasal dari obligasi hijau (green bond) yang diterbitkan tahun 2018 senilai Rp 500 miliar dan mendapat predikat sebagai obligasi hijau korporasi pertama di Indonesia. Selain itu, PT SMI telah memberikan contoh mobilisasi pendanaan untuk SDGs melalui platform SDG Indonesia One (SIO).

Ke depan, melalui kepercayaan dan mandat yang diberikan oleh Kementerian Keuangan sebagai Pemegang Saham, PT SMI akan terus mendukung pembangunan di Indonesia melalui inisiatif-inisiatif berkelanjutan yang dimiliki, khususnya dalam rangka mengatasi isu perubahan iklim dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

By Jamaludin Al Afghani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Menarik Lainnya