Gelar Wicara Y20: Bonus Demografi dengan Memastikan Akses Pekerjaan yang Layak Bagi Pemuda

Pewarta : Jamaludin Al Afghani | Editor : Nurul Ikhsan

JakartabisnisID – Indonesia salah satu dari negara yang tengah mengalami bonus demografi. Besarnya populasi berusia produktif dapat bermanfaat dalam mendorong pembangunan. Bonus demografi adalah keadaan dimana penduduk berusia produktif lebih besar jumlahnya dari pada penduduk berusia nonproduktif.

Menurut Direktur Jenderal Organisasi Buruh Internasional (ILO) Guy Ryder, perlu memastikan anak muda memiliki akses ke pekerjaan yang layak agar bisa menangkap peluang bonus demografi. Guy turut menekankan pentingnya akses pada pelatihan khususnya yang bersifat berkelanjutan.

BACA JUGA : Peran Mahasiswa Membangun Ekonomi Kreatif sebagai Wadah Generasi Muda Berkarya

“Ketika kita melihat bonus demografi, itu tidak selalu menjadi suatu hal yang membebani belanja. Khususnya bagi negara berkembang, ini adalah kesempatan untuk membangun perlindungan sosial yang bisa membantu masyarakat kita untuk berlayar di dunia yang menantang dan kompleks,” jelas Guy saat menyampaikan dalam Talk show mengenai isu prioritas ketenagakerjaan pemuda turut meramaikan rangkaian kegiatan KTT Y20 di Gedung V Nusantara, Senin (18/7/2022).

Guy kemudian menegaskan perlindungan sosial di desain untuk mendorong orang agar terlibat dalam perekonomian formal.

Sementara itu, Co-Chair T20 Taskforce Inequality, Human Capital, and Well-Being Vivi Alatas mengatakan, tiada negara yang kebal terhadap krisis pangan, energi maupun kesehatan. Menurutnya, terjadinya krisis menyebabkan masyarakat untuk keluar-masuk garis kemiskinan. Dalam hal ini, dikatakan Vivi, generasi muda termasuk yang paling rentan, terlihat dari tingginya angka pengangguran anak muda.

BACA JUGA : Sah! Anggota Dewan Komisioner OJK Periode 2022-2027 Resmi Dilantik

“Apabila kita ingin menangkap peluang bonus demografi, kita harus maksimalkan potensi generasi muda. Perlindungan sosial menjadi penting agar kita bisamembantu para pemuda untuk mencegah, memitigasi, dan bisa tangguh menangani guncangan yang ada. Bentuknya bukan hanya jaring keamanan (safety net), tetapi juga trampolin keamanan, artinya mereka bisa bounce back dan mencapai potensi maksimal mereka,” jelas Vivi.

Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury menegaskan pandemi telah mempercepat perubahan termasuk digitalisasi. Semua negara termasuk Indonesia perlu mengembangkan kemampuan dalam sektor digital baik itu telekomunikasi maupun IT.

“Kita harus bisa mengembangkan keterampilan dari para pemuda di Indonesia supaya mereka bisa mengambil kesempatan yang ada. Jadi membuka peluang bukan hanya bagi para bisnis, tetapi juga bagi para pemuda untuk bisa berpartisipasi secara aktif dalam sektor ini,” jelas Pahala.

Pahala juga mendorong pemuda untuk turut mengembangkan kemampuan mereka di sektor energi terbarukan dengan mindset yang tidak tradisional atau berorientasi masa depan. Ia menilai, pengembangan kewirausahaan juga tak kalah penting.

“Fokus indonesia tidak hanya bagaimana kita bisa mengembangkan tenaga kerja masa depan, tetapi juga para entrepreneur masa depan,” kata Pahala.

Menteri Negara Kebudayaan, Komunitas, dan Pemuda Singapura, Alvin Tan, menyampaikan terkait dunia kerja sudah sangat berubah. Dunia kerja saat ini jauh lebih fleksibel seiring dengan adanya pandemi Covid-19 di mana kita kini bisa bekerja dari mana saja. Kesempatan kerja juga menjadi lebih tersebar.

“Terkait hubungannya dengan ketenagakerjaan pemuda, Anda harus sangat luwes dan bisa memahami konteks budaya. Serta bisa memastikan bisa berbicara berbagai bahasa dan berhubungan jenis organisasi baik di sisi pemerintah, swasta maupun sosial,” jelas Tan.

By Jamaludin Al Afghani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Menarik Lainnya