Sejumlah strategi dilakukan untuk memburu penanam modal. Di antaranya, menagih komitmen investasi para investor penerima tax holiday dan tax allowance serta mengeksekusi sejumlah investasi mangkrak.
Pewarta : Irwan Adhi Husada | Editor : Nurul Ikhsan
JakartabisnisID – Di penghujung tahun, sejumlah kementerian harus mereset ulang sejumlah kebijakannya dan menyusun sejumlah target yang harus dicapai tahun 2022. Demikian pula dengan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Kementerian di bawah komando Bahlil Lahadalia pun sudah menetapkan target nilai investasi yang akan diraih di tahun shio macan air. Shio itu melambangkan keberanian, perlindungan, kekuatan, dan kepekaan.
Targetnya pun luar biasa, Bahlil menyebut kementerian mengharapkan nilai investasi langsung di Indonesia pada 2022 bisa mencapai Rp1.200 triliun. Menurut Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, target investasi tersebut agar Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen di 2022. Ia mengatakan, target ini akan tercapai jika pandemi Covid-19 terkendali. “Jangan sampai kasus aktifnya per hari di atas 1.000, seperti saat varian Delta lalu,” kata Bahlil satu kesempatan di Nusa Dua, Bali, Senin (20/12/2021) dikutip dari Indonesia.go.id.
Adapun, strategi BKPM untuk mengejar target investasi 2022, yaitu sebanyak 40 persen akan didorong untuk investasi sektor hilirisasi komoditas. Menurut Bahlil, investasi sektor hilirisasi memiliki efek pertumbuhan yang berbeda dengan investasi sektor infrastruktur.
Untuk itu, Kementerian Investasi/BKPM akan terus mendorong hirilisasi komoditas seperti nikel, bauksit, dan juga timah. Selain mendorong hilirisasi, BKPM juga mengarahkan investasi industri ramah lingkungan. Hal ini sebagai wujud komitmen pemerintah dalam mendukung penciptaan industri yang ramah lingkungan dan berdaya saing di kancah global.
“Kami juga akan terus mendorong dorong green industry,” tutur Bahlil. Untuk mendorong idustri ramah lingkungan tersebut, Bahlil menjelaskan, pemerintah bahkan tengah mencari investor untuk memanfaatkan potensi sungai sebagai lokasi pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Misalnya memanfaatkan Sungai Mamberamo, Papua yang berpotensi menghasilkan energi listrik mencapai 23.000 megawatt (MW). BKPM juga akan mencari investor yang akan masuk ke Papua. “Sudah ada beberapa masuk. Jadi mimpi saya membangun kawasan industri terbesar yang listriknya diambil dari sana,” imbuh Bahlil.
Harus diakui, di tengah masih besarnya risiko ketidakpastian akibat varian baru Covid-19, penetapan target investasi yang kian menggelembung menjadi Rp1.200 triliun. Target yang besar, jauh di atas 2021 yang ditetapkan Rp900 triliun,
Sejumlah siasat untuk memburu penanam modal pun mulai dieksekusi. Di antaranya, menagih komitmen investasi para investor penerima tax holiday dan tax allowance yang belum terealisasi sejak 2018 dan mengeksekusi sejumlah investasi mangkrak.
Staf Ahli Menteri Investasi/Kepala BKPM Indra Darmawan meyakini, strategi tersebut mampu memberikan jalan mulus bagi pemerintah untuk mengejar sasaran penanaman modal pada 2022. “Angka sasaran investasi pada 2022 diperlukan untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi 5,4 persen—6 persen. Kami optimistis [bisa terealisasi],” ujarnya, dalam satu diskusi pekan lalu.
Wajar saja target dipatok sebesar itu, apalagi pemerintah telah menargetkan pertumbuhan ekonomi di angka 5 persen—5,5 persen pada tahun depan. Oleh karena itu, Kementerian Investasi pun memproyeksikan pertumbuhan bisa bergerak di kisaran angka 5,4 persen—6 persen, dengan catatan target investasi terealisasi.
Tiga Sektor
Ada tiga sektor yang menjadi prioritas penanaman modal pada tahun depan, yakni pertama, penghiliran sumber daya alam (SDA). Kedua, ekonomi hijau, dan ketiga, ekonomi digital.
Di sisi lain, Kementerian Investasi/BKPM perlu melakukan evaluasi terhadap sejumlah komitmen investasi yang belum terealisasi. Misalnya, seperti disampaikan kementerian itu, mereka mencatat sejak 2018 hingga awal Desember 2021 terdapat komitmen investasi senilai Rp2.000 triliun, yang hanya terealisasi 30 persen.
Kementerian itu juga menyebutkan investor yang menerima insentif tax holiday dan tax allowance tercatat mencapai 100 perusahaan senilai Rp900 triliun. Namun, tingkat realisasi dari investor yang telah menerima pemanis itu hanya 30 persen—70 persen.
Kemudian, investasi yang mangkrak sejak November 2019 tercatat Rp708 triliun, dengan tingkat eksekusi hingga kini mencapai Rp550 triliun. Artinya, masih tersisa Rp158 triliun investasi mangkrak yang akan dituntaskan.
Meskipun ada masih ada sejumlah rencana investasi yang masih bersifat angin surga, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) juga mencatat, ada sekitar 23 perusahaan yang sudah memiliki kepastian untuk melakukan relokasi/diversifikasi ke Indonesia.
Menurut Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Imam Soejoedi, total rencana investasi tersebut sebesar USD8,12 miliar, dan rencana penyerapan tenaga kerjanya sebanyak 70.950 orang. “Artinya, negara ini memiliki banyak kebijakan strategis melalui program-program unggulan yang bisa mewujudkan investasi agar Indonesia menjadi Indonesia maju,” ujarnya.
Namun, pemerintah Indonesia memiliki pekerjaan rumah yang harus dituntaskan dan telah menjadi komitmen agar pemulihan ekonomi berjalan dan menggeliat. Pertama, negara ini harus terus menggenjot dan memberikan dosis vaksin penuh kepada 99 persen dari total populasi dewasa pada Maret 2022, sehingga memberikan kepercayaan diri bangsa ini menuju pemulihan dan kebangkitan ekonomi. Artinya, program vaksinasi merupakan salah satu kunci dari keberhasilan penanganan pandemi di Indonesia.
Kedua, kemungkinan Indonesia yang akan menawarkan lebih banyak investasi dan bergerak pada sektor komoditas hilir serta akselerasi digitalisasi, akan mengembalikan pada pertumbuhan yang stabil.
Ketiga, laporan fiskal Indonesia yang memuaskan dan langkah-langkah untuk mengurangi pajak pada ratio GDP akan memperkuat rasio utang dibandingkan negara lain di Asia.
Pengumuman Menteri Keuangan Sri Mulyani soal keuangan negara yang terus membaik pada APBN 2021 serta terus berkurangnya penerbitan sehingga defisit APBN mengecil tentu menjadi kabar gembira bagi ekonomi nasional secara keseluruhan. Karpet merah terbuka lebar bagi investor. (Firman Hidranto)