Kisah Rosyid, Relawan Human Initiative yang Membantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Semeru

Pewarta : Jamaludin Al Afghani | Editor : Nurul Ikhsan

JakartabisnisID, Lumajang Rosyid, sosok relawan Human Initiative ini sudah berada di posko Semeru sejak Minggu sore, tepatnya 5 Desember 2021. Saat itu, masih terus berlangsung hujan abu. Bahkan ia berkata bajunya yang berwarna hitam sampai berubah warna menjadi abu-abu. “Saya datang pakai kaus hitam, itu kausnya sekarang jadi abu-abu karena kena hujan abu kemarin,” ujar bang Rosyid.

“Tadi pagi juga sekitar jam 9, kita lagi ada apel pagi. Ternyata ada erupsi lagi dan awan panas. Akhirnya tim segera berangkat ke sana. Tapi di tengah perjalanan kami bertemu banyak relawan lain, termasuk TNI, BNPB sudah balik kanan karena awan panas sudah semakin parah. Jadi kondisi pagi tadi enggak memungkinkan. Sedih rasanya,” lanjutnya.

BACA JUGA : Erupsi Gunung Semeru, PLN Terjunkan 124 Personel untuk Percepat Pemulihan Listrik

Berbagai Kisah di Lokasi Erupsi Gunung Semeru

Rosyid mengungkapkan, keinginannya untuk menjadi relawan merupakan mimpi terbesarnya. Pertama kali bergabung dengan Human Initiative Volunteer Energy (HIVE) ia sudah tergerak untuk membantu dan tertarik terjun langsung ke lokasi bencana. Terlebih, ketika sekarang bang Rosyid sudah merasakan sendiri bagaimana menjadi relawan saat erupsi Gunung Semeru. Ia mendapatkan banyak kisah dan pelajaran berharga yang membuatnya merasa merinding, haru, sedih, semua emosinya bercampur menjadi satu.

“Saya melihat sendiri ketika sedang evakuasi, ada anak kecil yang ternyata adalah adik dari jenazah yang kami temukan. Jadi adik itu melihat langsung kondisi jasad kakaknya yang sedang kami evakuasi sudah terbujur kaku karena lahar dingin. Saya rasanya mau nangis kalau ingat itu. Enggak kebayang perasaan adik itu gimana lihat langsung jasad kakaknya yang seperti itu,” katanya dengan penuh haru.

“Ada juga kisah ibu yang terus mencari anaknya, beliau terus menerus menjelaskan ciri-ciri anaknya dan bertanya ke tim apakah anaknya sudah ditemukan atau belum. Begitu ketemu, ibu itu situasinya ada di pagar perbatasan karena kami temukan anaknya di area rescuer, jadi enggak bisa masuk untuk ketemu anaknya sendiri. Saya ikut nangis, ya Allah sedih banget,” lanjut bang Rosyid.

Sebagai penutup, bang Rosyid menyampaikan harapannya kepada Sahabat Inisiator,”Teman-teman, semuanya, bagi yang tidak bisa terjun langsung ke lapangan untuk menjadi relawan mungkin karena terhalang waktu atau hal lainnya, jangan pernah patah semangat. Kalian bisa sumbangsihkan sesuai bidang kalian. Misalnya, buat konten informatif di sosial media, mengajak orang lain untuk ikut membantu, atau menjadi tenaga pendidik, itu juga sudah merupakan aksi nyata.”

“Figur kemanusiaan bisa kalian temukan di diri kalian sesuai dengan passion dan keahlian masing-masing. Tetap semangat!,” tutupnya.

By Jamaludin Al Afghani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Menarik Lainnya